Kucuba membaca dakapan embun Ramadhan. Memutih di luar tingkap jendela masa. Namun, tidak bisa kufahami sepenuhnya. Justeru aku diam sedang naluriku berkata padanya "akukan temanmu?". Usah biar aku mentafsir sendirian memanik putih di dedaunan rumput itu. Ayuhlah mentelaah bersamaku agar bisa kita temui pengertian.Moga siang harinya kita bisa gurindamkan pada mereka yang mencari-cari jawapan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan